Senin, 04 April 2011

Merantau untuk Mencari Penghidupan.

 
Tentang rantauan dan bukan yang tentang rekaman film itu.
Merantau itu perlu walaupun ini bagian dari si takdir, karana dengan merantau di situlah perjalanan kehidupan dimulai.
Banyak pengalaman yang didapat dan kapan lagi kalau bukan di perantauan. Merantau sama dengan hidup sendiri meninggalkan keluarga, dengan kata lain di situ kita akan memulai membuka diri untuk membangun relasi, menjalin hubungan persaudaraan baru, menjalin hubungan dengan alam yang baru, keadaan suasana yang baru, ciri dan sosok yang baru.
Kalau pesan orang katanya begini “Di rantau orang harus pandai-pandai menyesuaikan diri, ibu ditinggalkan di kampung, temukan juga ibu di rantau, saudara ditinggalkan, dapatkan saudara di rantau”
Merantau beda dengan berlibur, beda dengan perjalanan dinas dan beda dengan jalan-jalan, merantau proses pembelajaran untuk bisa mengetahui kemampuan diri dalam berintraksi, salah satu wadah untuk melihat dunia dengan cara kita sendri, dengan kemampuan sendri, karna suatu saat kita akan kembali dari perantauan dan membawa hasil rantauan pada masa itu untuk menjadi modal dalam membina kecerdasan dan kesejahteraan kelauarga.
Untuk para teman seperantauan, aku tau awalnya ini sulit tapi jangan pernah menyesali merantau sesulit apapun itu, karena merantau itu memang perlu, ada susah, sepi, bosan, menjaga kestabilan keuangan, bahkan berpikir makan apa untuk waktu makan selanjutnya dan mungkin banyak hal sulit lagi yang kita rasakan tapi yakinlah dampak positifnya akan segera kita rasakan.
Semoga orang-orang sekitar di tempat rantauan senang dengan kita atau setidaknya menerima akan kehadiran kita.
"Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman,
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang,
Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman,
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. 

Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan,
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia 'kan keruh menggenang.
Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang.
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran.
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam,
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman,
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang.
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang,
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan."
 
Selamat berjuang semua teman seperantauan, semoga syair Imam Syafi’i yang bertulis miring di atas dapat menambah semangat dimanapun berada. Semoga kita bisa menggapai impian dan cita-cita bersama dan mendapatkan arti dari agama, keluarga, sahabat dan cinta.
Jangan dipikirkan perjalanan ini, jalani saja, belajarlah dari setiap hidup yang kita jalani.

*Setidaknya inilah yang aku rasa selama menjalani kehidupan sebulan ini, kenyamananpun sudah mulai dirasa.
berharap bulan-bulan sejalanjutnya semakain baik, baik dan baik.