Sabtu, 15 Januari 2011

Warna, Dengarlah.

Rupanya elok, tinggi semampai.
Sangat riang dengan permen karet yang dikunyahnya,
selalu saja membuat nyaman orang didekatnya, penuh keramahan.
Seramah itukah? Yah ramah sekali, dengan siapa saja,
walaupun kadang tak berwarna, karna jadi orang yang selalu disalahkan
dan orang yang selalu harus melakukan semuanya.

Saat berwarna senyum itu dibawa kemana-mana,
walau kadang gundah karna ketidakjelasan sikap semata,
tapi selalu diyakini kalau itu ada, dan terus ada sebagai pemberi warna.

Menit setiap malampun selalu mendukungnya.
Sekali-sekali ada seruan yang harus ia normalkan,
tapi itulah dia, selalu ada alasan yang sangat masuk di akal.
Kesungguhannya, keseriusannya dan kerajinannya
membentuk pribadi yang baik dan pintar, ya smart.

Sekali-sekali juga ada nada yang keluar dari warnanya,
kadang hanya sebait, kadang pernah juga semua bait, kadang sambil solo,
kadang juga sambil berduet.hmmm..
Hingga pernah sampai ketauan karna mencoba mengambil nadanya,
tapi ia dengan keelokannya mencoba tak rela,
namun dia juga pernah melakukan hal yang sebaliknya, bahkan tidak ketahuan,
hingga akhirnya ia memutar ulang sampai membuat senyum yang memalukan.

Saat duduk, banyak cerita disana,
sambil merekam sesuatu secara perlahan-lahan.
Selalu ada saja yang membuat warnanya memerah,
kadang karna seruan spontan yang didengarnya,
kadang juga karna tersandung tapi hanya ditertawakan dari sana,
tapi benar tanpa topi perapi itu warnanya jauh lebih indah,
walaupun hidangan selalu bersisa dibuatnya,
hingga sampai sekarang belum pernah tak tersisa.

Kini pemberi kejelasan untuk warnanya telah ada,
berharap pemberi warnanya bisa terus mewarnainya tak seperti pemberi warna yang sebelumnya, menuntun keramahannya, menuntun keceriaannya,
menuntun kehidupannya ke arah yang lebih berwarna lagi.
Semoga bahagia selalu dengan warna-warnamu.
:)

Dengarlah, aku tak tau apa yang ku rasa
Dengarlah, aku tersenyum saat melihatnya
Dengarlah, aku bahagia tapi aku susah
Dengarlah, aku tau tapi ada rasa tak rela di dalamnya.
Dengarlah, aku tidak lagi di sana
Dengarlah, aku butuh sedikit isyarat saja
Dengarlah, a k u t a k p a p a.
Menenangkan diri dengan judul lagu unforgiven, tapi aku tak papa dan aku akan selalu melihat warnamu dari sini :)

8 komentar:

  1. hidden meaning writer.
    nice post.
    fully talk about warna
    :)

    BalasHapus
  2. rara: hehe..tp msh pemula kali ni dalam tulis menulis ra..hehe
    tp tq ya..da berpendapat hidden meaning writer.

    ya btol ra..spnuhnya berbicara tntang warna ne..hehehe:)

    BalasHapus
  3. biarpun masi pemula, tp bgus kok.
    asahlah trus kemampuan mu nak..
    ^.^

    BalasHapus
  4. Rara: hehe..bijak sekali..:D

    Iya mak..aku trs diasah ni..biar siap untk berperang.hehe
    Mksh ya:)

    BalasHapus
  5. Muda: nyann..hehehe
    makasih muda:)

    BalasHapus
  6. helmi bisa berpuisi rupanya...baru tau.hehhe

    BalasHapus
  7. Nova: hehe..jd malu..hehe
    Tp cm dkit pun puisinya tu nova.hehe
    Mksh ya..

    BalasHapus

Silakan berkomentar, ditunggu:)